Tuesday, July 27, 2010

KWI is Perfect Experience (day 3) di Siang Hari

Posted by Ahmad Nalpa on Tuesday, July 27, 2010

Menurut saya hari ini adalah hari yang paling berkesan dalam kegiatan Karya Wisata Ilmiah di fajar mulya. Kenapa???? Saksikan terus ceritanya...... ok kita lanjut hari ketiga!! Jreeeeng.........!!! ^_^

Masih dalam udara yang dingin.... “Bangun..... bangun....!!!!” “ayo bangun....”, “udah pada bangun semua nie.... buruan....” teriak ku kembali pada semua padahal waktu masih menunjukkan pukul 03.30WIB. alhamdulillah semua berbeda sekarang, pada bangun semua tanpa terkecuali. Segera berwudhu dan shalat malam (qiyamullail). Kenapa semua cepat bangun????, karena kami semua tidur di mushollah. Jadi kalo gak cepat bangun ada yang datang khan malu. Hehehehehe

Semua bangun dan sampai tibanya waktu shalat subuh. Kami pun shalat berjama’ah. Tetap yang iman Mr. Badri. Hahaha! Ba’da subuh pun kami lanjutkan kembali dengan kultum. Kali ini yang bertugas dari kelompok 12. Kebetulan hari ini milik vebri, dari azan, qomat, sampe qultum pun beliau yang menghandle. Diborong dah tugasnya....! “Assalamu’alaikum wr.wb, ba’da tahmid wa shalawat” .”Saya akan menyampaikan kultum tentang mensyukuri nikmat Allah” kalo kata vebri kultum itu kuliah tujuh puluh menit. So....”saya agak lama gak papa ya kultumnya.....???” tanya vebri. Serentak pada ciut semua sambil ketawa. Memang kalo masalah bikin guyon vebrilah jagoannya. Gak ada yang ngalain deh pokoknya. Suaranya itu kagak abis-abis.... ada ajaaaa...! lanjut lagi, “alhamdulillah sempai dengan sekarang kita semua masih merasakan kenikmatan, Allah itu masih sayang pada kita semua. Semoga kita bisa menjadi orang yang bersyukur, kata Allah dalam firmanNYA , “Jika kalian bersyukur terhadap nikmatku, maka Aku akan menambah nikmat itu, dan sebaliknya jika kalian ingkar terhadap nikmatku, maka sesungguhanya azabKU itu sangatlah pedih” itulah potongan ayat yang disampaikan Vebri saat kultum subuh. Memang bukan bohongan, Vebri kultum melebihi batas waktu yang yang ditentukan. Dia hanya bilang ”Sesungguhnya masih banyak yang ingin saya sampaikan, tapi berhubung sudah pada ngantuk lagi maka kultum ini saya akhiri saja.....”. hahahaha pada ketawa semua.

Di pagi hari yang cukup dingin....

Sejenak saya berfikir untuk membuat sebuah event, tapi apa ya???? Saya teringat dengan marahnya panitia dalam hal ini Si Ibnu gara-gara peserta gak ontime dan berbuat agak tidak baik di mata masyarakat. Cling....... dapet ide juga...... hahaha mau tau. Saksikan terus!!!!

Sedikit berbeda dengan hari sebelumnya, pada hari ini kami para kelompok 12 yang laki-laki tidak langsung mandi melainkan pergi berolahraga sekalian jalan-jalan mencari kali (sungai) katanya. Jadi seketika hari mulai terang kami semua berjalan menuju arah wilayah 4 yang cukup jauh sekalian lihat-lihat pasar, dan terakhir berujung mencari kali. Udah kepalang tanggung. “kita mandinya di kali aja ya...” ajak ku! Akhirnya kami semua berjalan-jalan, lihat pasar yang belum buka, dilanjutkan jalan lagi mengikuti langkah kaki yang mencari kali. Lumayan juga jalannya. “kayaknya setelah tanjakan itu langsung ketemu kali, ayo....” kak Badri ngomong. Hehehe “ayo jalan terus” ajak syaza. Ok..... namun setelah beberapa kali ketemu tanjakan dan turunan, kali yang dimaksud tak kunjung ditemui. “Gimana nie?” tanya aldo yang agak pendiam. “udah kepalang, ayo lanjut” sambung Endrik. Kami semua pun melanjutkan, sampai tibalah pada pertigaan jalan yang bingung mau ke arah mana, akhirnya kak badri memutuskan untuk memilih jalan yang ada sawitnya. Kami pun masuk dan jalan terus..... tiba-tiba “Woi udaah! segera balik buruan, udah terlalu jauh ini, sebentar lagi agenda acara dimulai” teriak seorang kakak asuh yang datang karena diutus panitia. Memang sich, kami semua udah sangat jauh jalannya. Cuman misi nyari kalinya lum ketemu. “Iya bentar lagi kami balik, 10 menit lagi lah ya.... kalinya ada di bawah kayaknya” jawab kak Badri. Akhirnya kakak itu mengizinkan dan turut ikut bersama kami mencari kali. Namun tak berlangsung lama, kakak itu akhirnya menyerah. Habisnya dia bawa sepeda sich.... jadi ribet turunan tebing. Walhasil kakak itu kembali dan pamitan sambil mengingatkan kami untuk segera kembali. Kami semua tetap melanjutkan pencarian. Sampai akhirnya kami semua tidak mendapati kali namun mendapati sebuah ladang sawah. Ujungnya..... maen becek-becekan..... hehehe

Disamping itu, di rumah lagi pada ribut. “kemana sich cowok-cowoknya ini??? Di sms gak nyambung lagi, udah waktunya makan padahal..... ” Dek Helma mondar mandir sambil nyariin kami semua. Maklum kelompok 12 khan punya kakak asuh yang sanagt perhatian. Karena udah sedikit putus asa dalam pencarian kali, maka kami semua memutuskan untuk pulang. Sampai di pertigaan jalan, kamipun bertemu dengan Kids. Ternyata Kids pun sibuk mencari kami. Pada perhatian ternyata ya..... hahaha siapa kids coba??? Itu tu si mahfudz Pj wilayah 1.

Tanpa merasa ada dosa, kami pun jalan pulang sambil nenteng sendal yang udah kotor karena lumpur sawah plus celana yang digulung setengah. Jojong aja jalan yang tak sengaja jadi tontonan warga dan kelompok lain di sepanjang jalanan. Udah muka tembok kali ya.... gak malu lagi. Duh... duh....! mimpi “apa ya semalam???” pada garuk kepala semua sambil cekekkan ketawa. Akhirnya sampai juga di rumah.

Sesampai di rumah kami pun membersihkan diri dan tidak langsung mandi. Para anggota kelompok perempuan pun mulai bertaring. Dan panggilan sarapan pagi pun datang. Akupun kembali ingat misiku untuk membuat event. “kesempatan nie.... kondisinya lagi mendukung” aku geram dalam hati. Ku sampaikan niatan ku pada temen-temen cowok. “Woi....woi... untuk hari ini kita buat event ya, jadi gini mulai sekarang kita diamkan percakapan dengan anggota perempuan ya, kita bicara seadanya saja dan itupun kalau ditanya. Ok...” ajakku pada semua dengan semangat. Semua pun menyetujui. Kamipun mulai melaksanakan misi. Hehehe

Kami semua menuju rumah perempuan untuk sarapan pagi. Memang semua pada jago akting kali ya, setibanya di rumah perempuan, kami pun tidak ada yang besuara sama sekali. Serta merta kami langsung bergantian mengambil makanan tanpa banyak komentar. Sangat berbeda dengan biasanya. “Perempuannya mulai memancing mengajak bercanda.

“Kok pada diem ya....???” tanya Eflin.
“Lagi lowbat tau, lum di cas.” jawab mbak Helma.
“Habis kena marah panitia kali mbak” Terang Eka.
“Ada yang mau nambah, dibelakang masih banyak lho” sambung Reni lagi.

Namun apa yang terjadi, kami semua para cowoknya tak ada yang berkomentar. Hanya sekali terdengar suara dari fadhil “tolong air minumnya” Cuma itu doangk.... hahaha. Suasana itu sedikit tidak mengenakkan.padahal dalam hati kami semua itu pengen ketawa. Selesai makan pun saya langsung membagi tugas untuk agenda acara. Ada yang vooter education dan ada juga yang dialog kewirausahaan. Kali ini aku sedikit agak lebih tegas dan tanpa banyak komentar. Ya karena memang sedang akting... hehehe

Mulailah terlihat kegelisahan pada anggota perempuannya, terutama mbak Helma yang memang sejak tadi uring-uringan. Kali ini cowoknya tidak ada yang tugas cuci piring, melainkan Cuma ngirim cardo untuk bantu nimba. Dan itupun hanya sebentar dan tetap no comment. Setelah itu kami semua mandi dan bersiap-siap untuk melaksanakan agenda acara. Biasanya kami berangkat bareng, tapi untuk kali ini kami pun berangkat masing-masing. Memang sengaja dibuat sedikit aneh....!

Agenda acarapun berlangsung dengan lancar. Beberapa saat suasana sunyi senyam. Aku lebih fokus mengawasi jalannya dialog kewirausahaan. Matahari pun mulai sedikit bergeser, shalat dzuhur pun kami laksanakan. Berulang kali aku meningatkan temen cowoknya untuk tetap berakting. Akting pun sejauh ini berjalan baik..... tibalah makan siang!

Kali ini lebih parah lagi, waktu makan siang kali ini nyeseeek banget. Makanannya wuenak enak, memang sengaja kali ya menunya sedikit berbeda, tapi kami semua para cowok masih tetap akting. Dalam hati kami semua berbicara “waduh makannanya enak gini, tapi pada dieman, gak tepat nie akting”. Hehhe namun kami tetap komitmen dengan misi ini. Para perempuan pun mulai menunjukkan cueknya, semua pada diem dan tak ada komentar. Lagi-lagi cuma komen ketika minta air minum, selebihnya No comment. Kasian juga sich yang masak gak dikomentari, biasanya selalu ada komentar. Padahal mbak ii (hikmah) lho yang ngulek sambelnya saat itu. Akhir makan pun saya kembali membagi tugas. Ada yang survei ke rumah-rumah warga yang agak jauhan sampai ke dusun sebelah dan ada juga yang di dekat rumah. Inisiatif saya untuk memposisiskan semua cowoknya untuk survei ke dusun sebelah. Maklum ketua gak ada yang bisa membanta, apalagi kondisi saat itu memang lagi akting. Kami semua langsung berangkat. Dan satu hal lagi saya berinisiatif untuk tidak pulang ketika sehabis survei melainkan langsung mikro teaching dan semua pun menyetujuinya. Kami pun mulai survei......!

Setiap rumah kami datangi untuk menjelaskan bagaimana tata capa pencoblosan yang benar...! ok... lanjut lagi. Selesai survei... kami semua para cowok diminta untuk beerkumpul oleh mbak Puji. Kami semua diintrogasi. “Ayo semua kelompok 12 memisahkan diri” perintah mbka Puji. Ternyata anak perempuan cerita sama mbak Puji tentang sikap kami hari ini.

“Coba menurut kalian gimana rasanya kalo ada yang masak terus dicuekin??? Mudah gak masak tu??? Capek gak masak” tanya Mbak Puji pada kami satu persatu.
“Udah biasa mbak, anak kost, biasa saja” jawabku dengan sedikit mengeraskan suara, karena masih akting lho.
“Ayo dek jaga kekompakkan kalian. Jangan sampai semua acra berantakan” terang mbak Puji
“Trus Kalo ada yang nangis gara-gara ulah kaliah gimana??” tanya mbak puji lagi. Serta merta langsung saya jawab dengan nada agak keras.
“Udah mbak nanti saja kita selesaikan masalah ini pas makan malam, malu diliatin orang, sekarang kami semua mau mikro teaching, ok.... tidak ada komentar lagi, sekarang kalian ceweknya yang gak mikro teaching pulang. Buruan....”
“Terus siapa yang nimba” tanya Eka.
“Aldo sama cardo ikut pulang ya... bantu nimba” perintahku pada mereka sambil mengedipkan mata pertanda akting masih dijalankan. Hehehe

Mereka pun pulang dan kami langsung mikro teaching. Selesai shalat ashar saya pun kembali membagi anak-anak berdasarkan tingkatannya masing-masing. Setelah itu saya keluar dan diikuti oleh mbak Puji. Kembali mbak puji mengintrogasi dan meminta penjelasan terkait permasalahan di kelompok 12 hari ini. Saya Cuma bilang
“mbak ini Cuma sandiwara saja, nanti pas makan malam mau diakhiri” terang saya meyakinkan mbak puji.
“Oh.... gitu toh.... kirain beneran, inget ya kalian harus tetap menjaga kekompakkan. Ok...nanti mbak juga mau liat ah” mbak puji lega.

Waktu pun menunjukkan pukul 16.30 wib yang berarti proses mikro teaching harus disudahi. Memang kekurangan info, ternyata hari ini terakhir mikro teaching. Awalnya saya menjanjikan pada semua anak-anak bahwa kakak-kakak dan mbak-mbaknya akan mengajar sampai hari kamis, namun baru dapat informasi dari mbak Puji bahwa hari rabu ini harus diakhiri. Selesai proses pembelajaran, saya pun kembali maju mengambil alih serta mengkondisikan semua anak-anak untuk prosesi permintaan maaf serta perpisahan. Posisi inilah yang menurut saya paling berkesan, saya juga bingung gimana nulis kata-katanya. Bahasa apa yang bisa mewakili perasaan pada saat itu. Tapi ntahlah..... jadi kangen dengan adek-adek di sana.

“Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh” kembali aku membuka dengan salam.

Ba’da tahmid wa shalawat. “Adek-adek yang kakak sayangi!, kakak mohon maaf ya.... kemaren kakak janji akan mengajar sampai besok. Namun karena ada perubahan jadwal maka hari ini adalah hari terakhir mikro teaching di sini” terangku pada adek-adek. Sejenak suasana berubah jadi kesedihan. Aku pun tak bisa berbuat banyak. Kembali aku melanjutkan. “sekarang kakak minta perwakilan dari kalian laki dan perempuan untuk menyampaikan pesan dan kesannya selama keberadaan kakak dan mbak-mbak di sini ya...” Berdirilah seseorang wakil dari anak-anak laki-laki dan langsung berkata.

”Kakak-kakak dan mbak-mabak, jangan lupakan kami yang ada di sini ya...” Kalimat sederhana namun bermakna dalam. Hati ini terasa ingin terbelah. Betapa polosnya anak-anak itu, ingin rasanya menangis namun tetap ku tahan. Lanjut kembali perwakilan dari perempuannya

“Terima kasih ya kakak-kakak dan mbak-mbak yang udah ngajari kami, kami semua juga minta maaf kalo ada salah”.

Suasana kesedihan pun mulai memuncak, namun sedikit terobati ketika mbak puji mengumumkan bahwa besok akan ada perlombaan, jadi masih bisa ketemu pas di perlombaan. Semua kesan pesan pun sudah disampaikan. Kalau sedih itu sudah pasti, tapi bagaiman caranya membuat suasana itu menjadi lebih berkesan dan dapat diingat serta tak akan terlupakan.

Kemudian tibalah saatnya untuk berdo’a. Tadinya saya meminta Darwis untuk memimpin do’a. namun beliau tidak bersedia. Walhasil do’a pun aku yang pimpin. Untaian do’a pun ku lantunkan. Sekarang aku tidak bisa menahan lagi, emosiku memuncak dan air matapun mulai menetes. Serentak deru tangisan menghiasi suasana. Saat suasana begitu haru, aku langsung berfikir, do’a ini tidak mungkin diperpanjang lagi, harus segera ku akhiri karena melihat kondisi yang begitu haru. Pada nangis semua. Takutnya nanti ada yang pingsan. Dan.... do’a pun ku akhiri. “Rabbana aatina fiddunya hasanah wafil akhiroti hasanah wakina azabannar. Subhana robbika robbil izzati amma yasipun, wassalamun alal mursalin, walhamdulillah hirobbil’alamin”.

Kami semua yang ada sejenak menangis bersama dan kemudian berhenti dan diakhiri dengan salam dan berpelukan satu sama lain pertanda perpisahan telah tiba. Memang sudah sunnatullah, setiap ada pertemuan maka kelak pasti ada perpisahan. Itu pasti... ntah berapa lama itu akan terjadi. So.... (udah dunk nangisnya..). kami pun berpamitan dan keluar untuk pulang. Sebelumnya kami mencoba menghibur anak-anak dengan berfoto bareng. Dan setelah itu kami pulang sambil mengusap air mata yang mengalir di pipi. (Berasa lagu ya...) bye.... bye.... adek-adek!

Di sepanjang perjalanan pulang, kembali terasa jalan yang begitu jauh. Memang berat sich pisah setelah kondisi mulai akrab. Kepikiran terus deh di jalan......

Aku pun kembali mengingatkan, “Misi kita satu lagi lum selesai lho, jangan menyerah ok...”, “sekarang kita langsung pulang dan ikuti komando saya nanti”

Setibanya di rumah.....!
Ketika semua tiba di rumah, aku langsung memberikan komando untuk tetap konsentrasi. Selain itu juga, aku pergi ke tetangga samping untuk memberitahukan sesuatu.

“Pak, Bu!, jika nanti ada keributan di rumah itu jangan panik ya... sengaja dibuat-buat. Bapk dan ibu tenang saja” terangku pada bapak dan ibu-ibu tetangga rumah yang memang sedang berkumpul memperhatikan kami semua. Termasuk ibu tuan rumah yang kami tempati berada di situ. Bapak-bapak dan ibu-ibu itu hanya bisa mengangguk dan tersenyum.

Setelah ku berikan pengarahan terakhir, kami semua para cowok langsung menuju rumah perempuannya untuk makan. Kali ini jam makan malam dipercepat menjadi 17.15Wib. Suasana tegang pun mulai tercipta. Beberapa kali aku memberikan tanda untuk mengatur posisi tempat duduk dengan harapan aktingnya lancar. Hehehe. Endrik dan syaza berdekatan, Fadhil dan Vebri, aldo dan cardo, serta aku sama kak badri saling bersampingan. Kami semua pun mulai mengambil piring dan mengisinya dengan nasi dan lauk. Sekarang kondisi bener-bener tegang, tak ada satu orang pun yang mau memulai untuk mengeluarkan kata. Kembali ku beri tanda untuk memulai keributan.

“tolong sich air minumnya” pinta Endrik dengan nada tegas memecah keheningan namun tetap tegang. Setelah diberikan, endrik pun langsung meminumnya dan menyisakan setengahnya. Untuk apa??? Lanjut lagi...

“Udah sih ndrik, gak usah ngotak gitu” syaza memulai memainkan perannya.
“Apa lho, gak usah sok sok-an deh, kalo kurang senang ngomong, perasaan dari tadi ngotak bener” jawab Endrik dengan sedikit keras.

Spontan yang ada di situ keget. Namun belum ada juga perempuan yang bersuara. Kembali aku memanaskan suasana. “Udah... udah... ni waktunya makan, urusan tadi jangan di bawah ke sini. Kalian bukan anak kecil lagi” terangku rada kesel (akting) sambil memandangi sekeliling.

“gw jadi gak punya nafsu makan liat muka lu ndrik...” Syaza lagi. Semua perempuannya hanya bisa memperhatikan dan tak berkomentar apapun.
“udah makan dulu” Fadhil seolah menenangkan.

Kembali aku memberi tanda untuk segera menuju puncak. Cukup banyak dialog yang dilontarkan yang tak mungkin ku tulis semua dan sampai tibalah waktunya. “ayo senggol gelasnya” perintahku pada Syaza agak pelan dengan tanda khusus. Gelas yang itu tadi lho... yang habis diminum Endrik yang sengaja disisain setengah tadi. Singkat cerita... gelas itu pun disenggol dan tumpahlah. Spontan Endrik langsung memegang kerah baju Syaza serta mengarahkan sebuah tinjuan yang siap melayang. Mereka berdua pun tetap tak ada yang mau mengalah, serta merta langsung berdiri. Benar-benar terjadi keributan besar. Susah deh menggambarkannya. Sampe orang-orang yang ada di luar rumah pun kaget. Untung sebelumnya tadi sudah ku informasikan. Termasuk mbak puji juga ikut menyaksikan dari luar yang memang beliau sudah tahu skenario ceritanya. Hehehe

“Sekarang mau lo apa??? Kurang senang sekarang kita selesaikan di luar” hentak Endrik pada Syaza.
“apa-apan lo megang kerah gw. Jantan dongk” Syaza langsung membela dan memberikan perlawanan balikan. Endrik pun terpental ke belakang sampai masuk ke kamar perempuan. Hehehe

Kembali aku makin memanaskan keadaan. Aku pun langsung berdiri dan berteriak seolah melerai mereka.
“Udaaaaaaaaah....!!!, apa-apan ini???. Orang luar rumah pun makin kaget. Sampai-sampai yang sedang jalan pun berhenti untuk menyaksikan. Termasuk kelompok 13 juga ikut menyaksikan. Disambung lagi sama fadhil sedikit lembut, “udah-udah sabar woi.... makan dulu”.
Vebri yang tadi diam kini mulai menunjukkan sangarnya. Memang konsep awal si Vebri itu diminta untuk membela Syaza.

“Diam lho dil..” perintah Vebri sambil mengancam. Fadhil pun terdiam. Dari tadi mbak Helma lum muncul ya? Kemanakah mbak Helma??? Kita lanjut lagi..... Usaha untuk menghantam satu sama lain dan perang mulut pun tak bisa dielakkan lagi. Suasana benar-benar memuncak. Kak bandri hanya bisa diam. Karena beliau memang saya minta untuk diam dan tak berkomentar. Akhirnya keluar juga suara merdu......
“Udah... udah.... ayo semua duduk dulu” mbak Helma angkat berbicara berusaha menenangkan situasi.
“udah... udah...., malu diliatin orang. Veb, syaza, ndrik ayo duduk” mbak Helma lembut. Namun tak ada seorang pun yang mendengarkan ucapan mbak Helma. Hehehe kasian ya mbak Helma. Kenapa pada gak mau dengerin????. Jawabnya karena memang kendali ada ditanganku. So para aktor gak akan berhenti sebelum aku yang memintanya. Hehehehe... saat suasana memang sudah tak terkondisikan lagi. Para perempuannya pun mulai ada yang meneteskan air mata, ada juga yang bengong alias belum sadar kalo lagi dikerjain, aku pun bermaksud menghentikan sandiwara ini.
“Sudaaaaaaaaaaaaaaaaaah!” sekarang semuanya duduk”
“Denger gak??? Duduuuuuuuuuuuuuuuuuuuk!” “endrikkkkk!!!, Syazaaaaa!!! Dudukkkkk.... “ perintahku pada semua! Kalo kak badri tetap makan ja jojong namun tetap memperhatikan. hehehe
Kondisi sedikit tenang namun tetap tegang. Semua orang kembali mengayunkan tangannya untuk sok-sok makan, Ada juga yang ngambek masuk kamar. Mbak Helma hanya menatap dengan kami penuh keheranan. Maklum belum sadar kalo lagi dikerjain. Hehehe
aku pun sengaja tak berkomentar beberapa saat sembari membaca kondisi. Makan pun di lanjutkan.... semua sudah pada gelisah. Akhirnya aku memberi instruksi, “gimana sudah” tanyaku! “Sudah, udah cukup” jawab kak badri. Aku pun mulai menghitung pertanda sandiwara diakhiri....
Satu.......!!
................dua.............!!!
..........................tiga...........!!! hahahahaha hahahah hahahah hahahah hahahaha
Semua cowoknya langsung pada tertawa. Memang dari tadi sudah menawan ketawa. Sekarang baru meledak.... hehehe “Mohon maaf ya.... untuk hal-hal yang aneh hari ini Cuma Akting” terangku!!!
Spontan para perempuannya langsung masuk ke dapur, kecuali Revie yang sedikit mengusap muka! “aaaa..... memang cowoknya ini kurang kerjaan” salah seorang perempuan berkomentar. Para anggota perempuan pun benar-benar mencucurkan air matanya pertanda bahagia. Hehehe

“puas ya kalian ngerjain kami.....” Reny berkomentar. Sementara para cowoknya asyik saja makan dan ketawa cekekekan. Hahahahahahahahaha... hahahahahaha....... suasana yang tadinya tegang kini sudah berubah pada kebahagiaan. Urat yang tadi kencang kini sudah kendor kembali, detak jantung pun sudah terkendali. Saat itu kami semua menikmati suasana ini sebagai suatu tes kekompakkan. Dan Alhamdulillah rencanaku berjalan baik, walau kurang sempurna. Mohon maaf ya para anggota perempuan yang udah kami kerjain!!!!! Semoga adegan ini dapat selalu kita kenang.

Selesai makan kami kembali seperti biasa, kali ini yang nimba dan nyuci piring cowoknya. Saya perintahkan cardo dan Vebri. Enak ya maen perintah aja.... he ^_^ Sedangkan yang lain kembali untuk mandi dengan bahagia. Ketawa dah semuanya..... orang luar pun tersenyum kembali. Ibu yang punya rumah pun sampai menangis. Hebat gak akting kami??????? Hahaha aduh.... aku gak bisa nahan ketawa kalo ingat itu. Hari ketiga ini memang yang paling berkesan. Ini baru sampai maghrib. Malamnya akan lebih seru lagi..... mau tau???? Kita lanjut lagi ke KWI is Perfect Experience (day 3) di malam hari.

No comments:

Post a Comment